Media massa kini tengah diramaikan oleh hastag #blacklivesmatter, hastag yang diharapkan membawa perubahan dalam upaya penghapusan kentalnya rasisme di Amerika. Selain Amerika, Indonesia pun sebelumnya sempat meramaikan hastag #kitasatuIndonesia, hal tersebut berkaitan dengan kasus rasisme yang menimpa mahasiswa Papua.
Indonesia memang memiliki sejarah kelam terkait rasisme, dimulai sejak era penjajahan, hingga yang terburuk saat era orde baru di mana terjadi penindasan keji terhadap Kaum Tionghoa.
Berbicara soal rasis, memangnya apa itu rasisme?
Menurut Drs Irwan Martua Hidayana, M.A.,
“Secara umum, rasisme merupakan sebuah pandangan, sikap, dan tindakan yang diskriminatif terhadap kelompok tertentu atas dasar perbedaan biologis,”.
Di dalam kehidupan masyarakat, tak jarang banyak terjadi tindakan dan pemikiran yang nyeleneh, salah satunya kita tentu sering mendengar dan melihat perlakuan serta pandangan negatif pada orang berkulit gelap.
Mungkin saja tanpa disadari kita termasuk ke dalam golongan orang-orang rasis, seperti contohnya apa yang saya alami saat tidak sengaja mendengar percakapan dua orang yang sedang duduk di belakang saya.
“gimana liburannya di sumba?”
“Sumba panas banget sekarang” “pantesan kulit lo jadi iteman kaya orang papua”
“jangan ngejek dong, rasis lo”
Heran, di mana ia menganggap orang yang menyebut kulitnya menjadi berwarna hitam adalah ejekan dan rasis. padahal justru dirinyalah yang telah bersikap rasis, menganggap seakan kulit hitam adalah hal yang buruk.
Padahal apa yang salah dengan kulit hitam dan orang papua? Hingga kita bersikeras tidak mau disamakan dengan mereka.
Coba saja jika disamakan dengan kulit orang eropa, segelintir orang malah justru merasa senang dan menganggap hal itu adalah pujian.
Ada pun teman saya yang bertanya
“menurut kamu gimana tentang emoticon tangan di whatsapp dengan warna yang berbeda-beda? Kenapa ga satu warna aja, jadi kan ga rasis”
Sadly justru pemikiran seperti ini yang salah. Kita lahir dari keluarga, ras, suku, dan budaya yang berbeda-beda, dengan banyak keragaman dalam semua hal yang kita jalani dalam hidup. Mulai dari cara beraktivitas, beragama, berpakaian, berbicara, bertindak, semuanya unik dan berhubungan. Tapi pastinya tidak sama! Jika saja emoji tidak ada warnannya atau hanya satu warna bukannya itu yang disebut rasis?
Mengagetkan, ternyata banyak orang yang memiliki pandangan salah, banyak akar pemikiran rasisme yang tidak kita sadari, Semua berawal dari stigma yang salah, merasa diri yang terbaik dan menganggap buruk hal yang tidak seharusnya dianggap buruk. Segelintir orang merasiskan orang lain, padahal dirinya sendirilah yang rasis.
Masyarakat Indonesia memang banyak yang belum paham akan rasisme.
Mulai sekarang, cobalah untuk mensyukuri dan menerima perbedaan yang ada, untuk apa kita mempermasalahkan hal yang sudah menjadi takdir tuhan? Cukup dengan menerima, hidup akan menjadi lebih indah.
Semoga untuk kedepannya bukan hanya #blacklivesmatter tapi #all_livesmatter karena semua ras itu penting dan berharga serta memiliki derajat yang sama.
Penulis : Ni Made Cantya, XI OTKP 2