Penulis : Siti Nurul Asna, XI AKL 2
Kita pastinya sudah mengetahui akan satu hal yang lumrah dalam penyambutan HUT RI tiap tahunnya yang di adakan mulai dari kota-kota, kampung, tak ketinggalan pula daerah penjuru atau pelosok Indonesia. Mulai dari sebuah ide dan beragam kreativitas yang mereka tunjukkan, mengadakan berbagai macam lomba teruntuk anak-anak, remaja hingga khusus para orang tua. Baik itu lomba dari masyarakat setempat maupun lomba gabungan antar warga, semua turut berpartisipasi di hari itu. Acara karnaval yang biasanya diselenggarakan oleh pemerintah, dan juga upacara peringatan HUT RI. Mungkin, tahun kali ini kita cukup merasa sedih. Bagaimana tidak? Berbagai kegiatan yang di penuhi semarak itu tak akan sama lagi rasanya dengan tahun-tahun sebelumnya, sebab kondisi yang masih saja di selimuti pandemi wabah Covid-19. Mengharuskan kita untuk beradaptasi dengan keadaan, menjaga kesehatan, demi keselamatan jiwa kita sendiri.
Jika kita sering mengamati, melihat, dan juga mendengarkan sebuah berita dari platform atau siaran televisi, di manapun berada ketika memasuki Bulan Agustus pasti akan ada setiap jiwa yang penuh rasa semangat memperingati hari penting tersebut, hari kemerdekaan. Namun, untuk kali ini kegiatan tersebut dirasa akan berkurang dan tak sesemarak dahulu. Seperti contoh : Karnaval yang ada di Jakarta akan dibuka setelah proses penutupan upacara pengibaran bendera sang saka merah putih di Istana Merdeka selesai. Selain itu, biasanya pihak sekolah akan menyebarkan surat melalui bantuan km atau anggota osis. Surat yang berisi permintaan kepada seluruh warga sekolah, permohonan hadir kembali esok hari pagi-pagi tepat 17 Agustus tuk mengikuti upacara peringatan HUT RI dengan penuh hikmat. Pastinya semua berantusias, peserta, guru, anggota petugas upacara terlebih bagian tim paskibra yang akan rajin latihan beberapa kali sebelumnya demi menampilkan yang terbaik. Lalu 1-3 hari kemudian dilanjutkan dengan kegiatan lomba-lomba antar siswa maupun guru. Semua turut andil dalam memeriah kegiatan tersebut tanpa terkecuali. Sebegitu meriahnya setiap menyambut tanggal 17 Agustus, tergambar jelas semangat jiwa nasionalisme.
Dengan begitu, sepertinya agak sulit agar bisa menyelenggarakan seperti itu di tengah-tengah pandemi seperti sekarang ini. Semuanya wajib dapat memahami. Yang pada akhirnya mungkin upacara pun nanti harus dilakukan secara virtual. Masih ada kemungkinan pula upacara di Istana Merdeka tetap di adakan, hanya saja dengan menaati semua aturan yang berlaku. Mengurangi tamu undangan, berjaga jarak, dan pastinya menggunakan masker atau face shield ketika kegiatan berlangsung.
Meskipun dalam kondisi sulit saat ini, semangat nasionalisme tak boleh pudar. Bagaimanapun kita harus mempertahankannya, sebagai bentuk menghargai jasa para pahlawan dalam meraih kemerdekaan. Justru dari kejadian ini, semangat itu harus ada bahkan perlu lebih kita pupuk terus, terlebih dalam menghadapi tantangan berat yang harus bisa kita lewati bersama-sama. Ayo buktikan jika kita semua mampu merubah bangsa ini menjadi bangsa yang lebih baik lagi untuk kedepannya.